Yang namanya mitos, bisa benar, namun bisa juga salah. Beberapa mitos anti aging di bawah ini kami telusuri kebenarannya dari pakarnya, simak yuk tanggapan mereka.
1. Mitos: Kulit wajah harus terasa kesat usai dicuci.
Fakta: Jika kulit tidak terasa segar dan kenyal, mungkin Anda telah mencucinya dengan sabun yang bahannya terlalu keras. Tujuan mencuci muka setiap hari adalah menghilangkan noda akibat bakteri dan menghapus sisa makeup, minyak, serta sel kulit mati. Pasalnya, baik mencuci terlalu sering maupun menggunakan produk yang terlalu keras bisa meningkatkan garis halus dan kondisi kulit kering. Ada baiknya Anda memilih produk pembersih dengan agen hidrator seperti gliserin, atau yang mengandung sodium atau disodium cocoyl glutamate atau cocamidopropyl PG-dimonium chloride phosphate (CPG), yang diambil dari minyak kelapa. “Kandungan ini tak hanya menghapus makeup namun juga memperbarui kelembaban kulit juga,” ujar Marianna Blyumin-Karasik, MD, pakar kulit dari Universitas Miami.
2. Mitos: Kosmetik yang dijual di toko obat/ apotik kurang efektif.
Fakta: “Tanpa menyinggung pihak manapun, kebanyakan produk anti aging yang dijual memiliki bahan yang sama,” ujar David Bank, MD, pakar kulit dari Mount Kisco, NY. Bahan yang termuat biasanya adalah agen anti aging seperti retinoids, alpha hydroxy acids, peptides, dan ragam antioxidant (vitamin C dan green tea). Untuk mencari produk terbaik ada baiknya Anda melongok pada kemasan produknya yang bisa mempertahankan kesegaran kandungannya. Sebagai contoh, airless pump yang bisa menjaga oksigen dan jari mencemari krim, sementara wadah buram bisa melindungi kosmetik dari paparan sinar matahari.
3. Mitos: Produk anti-aging membuat kulit tampak buruk.
Fakta: Krim tropis misalnya, takkan membuat kulit merah dan berjerawat seperti hasil laser atau peeling. Namun agen anti aging seperti retinoid yang merangsang produksi kolagen, mungkin bisa mengiritasi kulit. Jangan menyerah memakainya, namun konsumsilah antioksidan seperti green tea untuk membantu mengatasi iritasi dan kulit kering. Alternatif lain untuk mencegah kulit kering adalah mencampurkan sedikit retinol dengan krim wajah, dan aplikasikan setiap 2-3 malam sekali. Jika kulit masih terlalu kering, beri toleransi beberapa minggu dengan mendiamkan krim selama 5 menit saja setiap malam, kemudian bilas. Seiring berjalannya waktu, saat wajah sudah bisa beradaptasi, Anda bisa meningkatkan waktu aplikasinya. Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter jika merasa ragu.
4. Mitos: Setelah usia 40an, SPF tak lagi berarti.
Fakta: Kulit tetap butuh pelindung dari matahari. Menariknya, para ahli mendapati bahwa kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari tidak terjadi saat seseorang berlibur ke pantai, melainkan dari kegiatan sehari-hari seperti saat belanja atau jalan di luar rumah. Sekedar sunscreen dalam krim juga belum cukup, bahkan yang ber-SPF 30 ke atas. Untuk perlindungan penuh, gunakan sunscreen terpisah di atas krim wajah atau pilih yang mengandung pelembab plus avobenzone, Mexoryl, atau zinc oxide sebagai penangkal UVA.
5. Mitos: Jika sebuah produk tak bekerja dengan cepat, segera ganti.
Fakta: Sangat penting untuk setia pada sebuah produk demi mengetahui apa yang manjur untuk kulit dan kandungan mana yang tidak. “Ujilah kecocokan sebuah produk sekitar 8-10 minggu sebelum Anda menggantinya bila tidak cocok,” ujar penulis Your Skin, Younger, Mark G. Rubin, MD. Dan camkan juga bahwa tak semua kulit berespon sama pada sebuah produk.