7 Tips Atasi Sindrom Libur Saat Bekerja Kembali

Suasana libur masih melekat dalam benak Anda hari-hari ini? Kembali bekerja setelah libur panjang memang seringkali diawali tanpa semangat. Ingatan dan pikiran sepertinya masih betah fokus pada keasyikan liburan kemarin.

Liburan memang penting untuk relaksasi, inspirasi, dan memperkaya pengalaman, namun bisa menjadi momen transisi yang sulit saat itu berakhir dan kita harus kembali bekerja. Solusi atasinya?

1. Terima kenyataan

Mengingat kembali momen liburan bisa menjadi masalah saat bekerja, membuat kita kurang konsentrasi pada tugas yang ada di depan mata. Parahnya, nama beberapa klien pun bisa dilupakan. Rekan atau atasan mungkin memberi Anda waktu ekstra, namun tentunya itu tidak akan lama. Terimalah kenyataan bahwa Anda memang memiliki momen liburan menyenangkan, namun sekarang saatnya untuk kembali bekerja dan memberi yang terbaik untuk pekerjaan Anda.

2. Pertengahan minggu lebih baik

Jika memungkinkan, kembalilah bekerja pada pertengahan minggu. Beberapa hari bekerja sebelum weekend bisa membantu Anda menyesuaikan diri lagi dengan lingkungan kerja dan tugas yang ada.

3. Bersih-bersih

Jika kantor atau meja berantakan sebelum liburan, maka saatnya bersih-bersih dan merapikannya sebelum kembali bekerja agar Anda sedikit lebih bersemangat.

4. Olahraga

Olahraga sangat membantu pemulihan sindrom libur sebelum kerja. Saat tubuh merasa segar, Anda pun bisa bekerja dengan lebih baik.

5. Rencanakan liburan selanjutnya

Anda bisa juga merencanakan liburan selanjutnya, melakukannya dapat memberi Anda sensasi pengalaman baru dan membuat kerja menjadi lebih ringan.

6. Merencanakan libur akhir pekan

Ya, berlibur lagi saat akhir pekan nanti juga bisa jadi pemuas “emosi yang belum ikhlas melepaskan liburan”. Kunjungi tempat wisata alam, dan bila perlu bawa pekerjaan bila harus.

7. Observasi ulang

Jika semangat bekerja tak kunjung membaik, maka mungkin ada penyebab serius di balik itu. Apakah Anda masih betah dan punya hasrat bekerja di sana/ di bidang itu. Jika tidak, maka mungkin ini saatnya untuk mencari yang lain.

10 Pencuri Waktu Produktivitas Anda

Pernah bekerja seharian, merasa lelah, namun ternyata tidak menghasilkan apapun yang berarti? Mungkin hal-hal berikut ini sudah mencuri waktu, perhatian, produktivitas, dan tenaga…tanpa Anda sadari.

1. Meeting tanpa agenda

Meeting hanya produktif jika pesertanya tahu apa yang akan dibicarakan. Agenda membuat rapat berjalan fokus dan terarah. Kurang tujuan dan konsep hanya membuat pembicaraan bertele-tele, tak terarah, dan pastinya membuang waktu.

2. Melayani permintaan orang tak dikenal

Kecuali Anda bekerja sebagai CS atau marketing, tak ada alasan bagi Anda menerima telepon dari orang tak dikenal, apalagi bila jadwal harian selalu padat. Lagipula, kapankah terakhir kali Anda menerima telepon tak terduga yang benar-benar penting?

3. Voice mail

Pesan voice mail menyita beberapa menit (tentunya lebih jika Anda membalasnya), padahal informasi yang sama bisa dipahami beberapa detik saja bila disampaikan lewat email. Bila perlu jelaskan ke pihak lain bahwa Anda mengutamakan email ketimbang voice mail untuk berkomunikasi.

4. Email tak penting

Gunakan fasilitas sorting yang disediakan akun email untuk membedakan email mana yang memang penting (dari klien misalnya), dan mana yang tergolong spam (newsletter bulanan yang jarang Anda baca misalnya). Sehingga saat serbuan email masuk, Anda bisa mencentang “sudah dibaca” atau “delete” untuk yang tak penting dan menyediakan waktu hanya untuk yang benar-benar penting.

5. Interupsi dari email dan sms

Saat sebuah tugas butuh konsentrasi tinggi dan perhatian penuh, hal terakhir yang Anda butuhkan adalah email atau sms tak penting yang bisa memecah fokus. Apapun itu bisa menunggu sampai Anda menyelesaikannya, percayalah.

6. Obrolan tak perlu

Bagi beberapa orang, kantor seperti cafe. Mereka berjalan keliling mencari orang yang bisa diajak bicara. Alasannya diskusi soal bisnis, namun sebenarnya mereka hanya ingin ngobrol saja. Jangan biarkan pribadi demikian mengganggu waktu produktivitas Anda.

7. Tubuh loyo

Hargai tubuh dengan “bensin kualitas premium”. Apa yang dimakan menentukan tingkat energi Anda dalam bekerja, dan itu berarti mempengaruhi apa yang Anda capai. Makanan manis memang bisa menyediakan energi secepat kilat, namun cepat pula pudarnya. Demikian pula dengan makanan berat yang membutuhkan banyak energi untuk mencernanya.

8. Kurang gerak

Tubuh manusia tidak didesain untuk duduk berjam-jam lamanya. Jika ingin tetap segar dan sehat, bangun dan bergeraklah. Gunakan timer bila terpaksa.

9. Terlalu lama dalam mengambil keputusan

Banyak orang membuang terlalu banyak waktu dalam mengambil keputusan. Memang kita harus penuh pertimbangan, namun jangan sampai membuang terlalu banyak waktu juga.

10. On terus sepanjang hari

Jika Anda berhenti bekerja saat makan dan tidur, Anda pasti bakal jauh lebih produktif saat bekerja. Selalu tersedia dan on bisa menjadi sumber stres, sakit penyakit, dan pemicu keputusan buruk. Beristirahatlah.

share

6 Alasan Anda Salah Pilih Karyawan

Mempekerjakan orang yang tepat sangat penting bagi kesuksesan sebuah bisnis, terutama dalam perusahaan kecil. Ah, kita semua tahu hal itu. Namun mengapa masih saja ada yang salah memilih pekerja? Berikut alasan yang kami perkirakan.

1. Mengabaikan keseluruhan paket

Setiap pekerja harus menaati aturan perusahaan, entah yang tertulis maupun tidak. Namun tetap saja, beberapa orang tidak.. atau enggan untuk itu. Seorang yang ahli di bidangnya pun bisa mengganggu ketenangan karyawan lain bila sikapnya kurang baik. Jangan berasumsi Anda bisa mengubahnya. Ingat perilaku jauh lebih penting ketimbang kemampuan. Putuskan untuk menerima paket lengkap (sikap dan skill oke), namun bila terdesak membutuhkan programmer dan yang ada kurang baik attitude-nya misalnya, Anda bisa minta ia bekerja malam atau per proyek, sehingga komunikasi dengan rekan lain bisa diminimalkan.

2. Sikap tetap nomor 1

Menegaskan poin sebelumnya, jika harus memilih antara perilaku dan skill, maka sikap jelas jawabnya. Mengapa? Karena sifat tidak bisa diubah, sementara skill atau kemampuan bisa dipelajari/ diajarkan.

3. Tekanan terlalu keras

Anda pasti rindu setiap karyawan bekerja mati-matian untuk Anda, namun jangan memaksa atau menekannya terlalu keras. Pekerja yang baik pasti menyelesaikan tiap tugasnya dengan baik. Bila ia merasa tertekan, maka relasi antara atasan dan bawahan akan rusak, dan kesediaannya untuk memberi yang terbaik bagi perusahaan jadi berkurang. Sikapnya yang awalnya baik bisa berubah jadi buruk bila ini sampai terjadi.

4. Suka mempekerjakan teman atau sanak

Tentu tak semua dari mereka berperilaku buruk, namun dibanding karyawan luar, kita memiliki hubungan lain di luar pekerjaan dengan teman dan sanak. Resiko konflik selalu ada, dan itu bisa membahayakan usaha. Bila terpaksa, buat aturan “tidak boleh ada pasutri atau sanak dalam bagian yang sama. Yang paling penting adalah semua pihak mengerti bahwa mereka harus mengikuti setiap aturan yang ada.

5. Mengabaikan suara hati

Intuisi seringkali diabaikan, padahal bisa jadi itu benar. Bila ada kandidat yang tampaknya baik dan mampu, namun kurang sreg di hati, jangan buru-buru mempekerjakannya. Cari tahu informasi lebih banyak soal dirinya, sebab bisa jadi ada hal tersembunyi yang tak Anda ketahui.

6. Salah sendiri

Mereka yang tampaknya berpotensi; mereka yang miskin skill, namun berkepribadian baik, mereka yang antusias dan selalu bersemangat, mereka itulah karyawan yang harus Anda kejar. Sebaliknya, mereka yang memiliki rekomendasi buruk, mereka yang memandang buruk atasannya, yang tak berpengalaman, bahkan yang hanya mengejar promosi semata-mata, mereka-mereka itulah yang seharusnya Anda jauhi.

Lalu mengapa kadang Anda masih saja mempekerjakan yang buruk? Bisa jadi karena Anda putus asa, malas, atau masih sibuk dengan hal penting lainnya. Namun kita tahu bahwa alasan begini tak bisa diterima.

share

5 Trik Bijak Hadapi Rekan Iri di Kantor

Ada banyak orang dengan berbagai latar belakang bekerja di kantor/ perusahaan yang sama dengan Anda. Entah masih baru atau sudah lama bekerja, umumnya selalu ada rekan yang iri dengan Anda. Berikut beberapa tips menghadapinya dengan bijak.

1. Ingatlah bahwa selalu ada alasan di balik sikap iri

Bisa jadi karena Anda berprestasi lebih baik, berpengalaman, atau lebih produktif. Kemungkinannya bisa beragam, dan Anda mungkin tak tahu pasti apa penyebabnya.

2. Cobalah mencari tahu penyebabnya dengan cara baik-baik

Daripada mendongkol atau membongkar kedok iri hatinya dengan sikap kasar, ada baiknya Anda mendekatinya dengan pendekatan seorang teman. Meski tak selalu efektif, namun cara ini bisa berhasil, karena membuka peluang untuk Anda mengenal dia lebih dalam lagi. Bila Anda sudah mencoba pendekatan baik-baik, namun tetap gagal, jangan ambil hati. Memang tidak nyaman rasanya bila ada ganjalan dengan rekan kerja, namun ingatkan diri bahwa Anda tidak bertanggung jawab dan juga tak bisa mengendalikan perasaan/ sikap orang lain. Observasi orang tersebut, jika ia bersikap sama buruknya dengan rekan lain, maka yang bermasalah memang adalah pribadi orang tersebut.

3. Bantulah mereka yang tampak iri

Semakin baik sikap Anda, bisa jadi makin terbuka mereka. Sebab seringkali yang dianggap sebagai sikap iri, bisa jadi sebenarnya sesuatu yang lain, seperti minder berhadapan dengan Anda misalnya.

4. Dukung kerja tim

Tim kerja boleh dibilang merupakan aspek penting dalam bisnis hari-hari ini. Jika Anda bersedia bekerja dengan orang lain (terbuka), maka kemungkinannya lebih besar untuk rekan lain bekerja dan terbuka dengan Anda.

5. Tak peduli apapun, tetaplah baik

Meski seseorang memperlakukan Anda dengan buruk, Anda tak harus meniru sikapnya dan berubah jadi buruk juga kan? Tetap kembangkan sikap baik dan ramah. Siapa tahu kebaikan Anda meluluhkan sikap buruknya?

share

5 Metode Ampuh Redakan Sakit Otot

Otot bisa stres bila Anda terlalu semangat dalam bekerja atau olahraga. Akibatnya, sakit deh pada sekujur atau bagian tubuh tertentu. Berikut kami bagikan beberapa cara untuk meredakannya.

1. Aplikasikan panas

Entah itu berendam dalam air panas, steam, atau sekedar nongkrong dalam ruang sauna, suhu panas bisa melenturkan otot-otot kaku yang sakit karena darah mengalir lebih lancar.

2. Peregangan

Setelah berolahraga atau bekerja, meregangkan otot juga bisa menjauhkan rasa sakit. Meski mungkin tak sembuh sempurna, namun tubuh pastinya terasa lebih elastis dan sehat. Selain itu, latihan kardio ringan besok harinya usai olahraga keras bisa memanaskan sirkulasi dalam tubuh.

3. Gosok bagian yang sakit

Ya, salah satu cara yang disukai hampir semua orang adalah pijat. Pijat bisa meredakan ketegangan tubuh dan menghilangkan sakit pada otot. Namun dalam hal pijat ini, carilah seorang yang benar profesional di bidangnya. Bila tidak minta teman, lakukan sendiri dengan menggunakan stik, foam roller, atau bola tenis.

4. Dinginkan…

Berbeda dengan poin 1 di atas, mandi air es atau mengompres bagian sakit dengan es batu/ handuk dingin dipercaya beberapa atlit dapat menyembuhkan otot sakit. Suhu dingin bisa menarik pembuluh darah sehingga mengurangi pembengkakan. Dan begitu selesai berurusan dengan suhu dingin, tubuh biasanya menghangat dengan cepat, sehingga meningkatkan sirkulasi.

5. Jika semuanya gagal?

Meski ada banyak usaha yang mungkin sudah dicoba, namun ada kalanya kita perlu bantuan ekstra seperti tangan dokter, obat (ibuprofen), atau istirahat sejenak sebelum masuk latihan berikutnya.

share